Bunga Abadi
Almajasmeen
ARUNIKA & BUNGA KEABADIAN
Arunika melepaskan gawai yang ia genggam
Berpindah ke layar monitor
Ia bekerja seperti tak tahu umur
Berpikir esok bukan harinya lagi ia hidup
Matanya dipaksa terbelalak
Kening mengernyit
Lagaknya manusia dewasa yang penuh beban
Ia melihat lagi edelweiss yang ia simpan
di dinding kamar, ditegakkannya,
Dengan vas coklat tak bercorak
Sehingga terlihat kokoh
Memang seperti itu dirinya, saat kesepian
Berdiam, memandang, berandai
Seperti berkata dengan deru bincang
Tiada habisnya skenario di kepala
Kemana kah si empunya bunga?
Dia bertanya seolah tak ada jawaban
Arunika mendo’akan untuk seseorang
ya, yang bertahun lamanya tak terdengar beritanya.
‘Mendekatlah segala kebaikan untuk si empunya keindahan edelweiss dan amaranth ini. Ya, semoga baik saja lah, pun, ia sudah besar.’
Posting Komentar