
"Pagi, desauan angin pelan mengalun
Embun hadir menyapa dari daun-daun
Bersama itu, kamu datang membawa kertas dan bunga
Tatap sendu mengaku lemah memberi surat
Namun memaksa ingin menulis sajak
Bahkan tak perlu gigih mengindahkan kata
Hanya berucap, semua selesai
Sesaat arunika berpijar, kamu hirap entah ke mana
Lalu kembali saat lembayung tiba
Menidurkan pena di atas kertas yang baru
Menagih rayu, untuk apa aku tak tahu
Kamu berbisik malu menyebut nama
Membuatku kelu dan terpaku
Bertutur lembut tentang puan yang bermuara
Menjadikannya sang dayita anindya
Kukira kamu menyentuh arah intuisi
Ternyata hanya menginginkan puisi
Untuk seseorang yang dicintai
Jadilah, luluh simpati
Kutuliskan semua perasaan mendalam
Untukmu, untuknya
"
Posting Komentar