Google Adsense

Kepala Dua


Dahulu cekikik tawa menggelitik perut 

Hari demi hari terlewati tanpa guncangan gelisah di hati 

Menyambut setiap pagi dengan dihiasi berjuta mimpi 

Kini semua harapan itu seakan terbanting bertubi tubi 

Canda tawa hanyalah bingkai kecemasan 

Kertas putih kini mulai tergoreskan 

Terpenuhi coretan keluh kesah tak tertahankan 

Geli dan basah sangat sering menyentuh diri 

Dinginnya agin malam dan gelapnya langit hitam seakan mengerti 

Kain bantal senantiasa mengusap basahnya pipi 

Tak terasa dewasa sedikit mengerikan 

Pikiran sunyi namun menegangkan 

Terdengar haha hihi, iri dan dengki sana sini 

Diri terkontaminasi dan terobsesi 

Hingga gertaran semangat membangunkanku dari lamunan ini

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama