
Seuntai Harapan
Kusebut pagi karena munculnya sang mentari
Cahayanya benderang menerangi
Menumbuhkan semangat untuk mengais rizqi
Melangkah kedua kaki dengan menyebut sang illahi
Kesebut dhuha karena dua rakaat yang kusegera
Berharap kesehatan untuk raga
Mampu menjalani hari hingga menua
Tanpa kesedihan yang melanda
Kusebut siang karena bayang yang menghilang
Tegak cahaya di atas kepala
Memeluhkan seluruh semesta
Silaunya menghalang sepasang mata
Memaksa tunduk pada kebesaran-Nya
Kusebut senja karena langitnya yang mulai merona
Menggurat jingga di cakrawala
Melenakan netra yang menatapnya
Meski sekejap tak mengecewakan pengagumnya
Kusebut malam karena semesta mulai menepi keperaduan
Berganti sunyi dalam kepekatan
Meninabobokan insan dengan seribu impian
Berharap terwujud saat membuka penglihatan
Posting Komentar