
Sepasang Mata Di Pantai
Awan itu memandangmu dengan iba
Sedangkan pasir pantai itu, rela menjadi tempatmu berpijak
Di antara buih-buih yang menghapus jejak kakimu
Telah mnenyisakan bait-bait rindu
Saat debu menyelimuti kalbu
Engkau berdiri tepat di bibir pantai itu
Dengan rambut panjang terurai mengikuti tubuh angin
Begitu juga gerak bibirmu
Selaras dengan tarian bunga itu
Sepasang matamu memandang begitu jauh tak terbayang
Terlihat gelembung matamu yang tertahan
; sekuat tenaga
Agar tak mencium pasir pantai
Tanganmu selembut kain sutra itu
Menggenggam erat botol
; berisikan kertas
Yang tertempel di ujung hatimu
Tanpa ragu,
Engkau lepas
Tuk mengikuti arus
Bernama lautan lepas
yang tak terarah
Di dalam surat itu
Telah kau hisabkan dalam kalimat!
Yang berbunyi,
“Tiada akhir, sebelum berakhir.”
Posting Komentar