
Separuh Kukuh
Karya: Ashhifa Roqiiqulqolby
Saat terdengar panggilan Tuhan, kau susur surau dengan perangai sedikit lunglai. Dinyana berkelana mencari surga menangkas mati konyol, kau berpropaganda tiada jeda. Si fanatik dan apatis terpilih diantara ribuan hasrat manusia, pantas saja kicauanmu tak berujung layaknya air terjun.
Kataku, insan berbeda dengan insang yang hidup dalam air terjun milikmu seperti aku, kita, dan ananda, habis tenggelam. Jalur yang berbeda maka tak dapat dikatakan serupa, hatinya terlena tapi menjamin tuk dusta ada didalamnya. Meski begitu, masih kau sebut-sebut Tuhan bagai jaminan novel terbarumu. Bahkan jika benar adanya, uruslah saja jemuran semalam punyamu dahulu.
Janganlah kau mati, tampang dewi malam diakhir zaman sangat penting bagimu malam ini. Satu hal lagi, tumpukan baju yang berserak kusarankan tuk dirapihkan sebelum air terjun dan baju-baju itu tertawa dalam pusara. Surya bara neraka ditengah petuah.
Sempatkah aku?
Posting Komentar